Kyai Sableng, Kyai Rakyat, Abdullah SAM, Pesantren Rakyat |
Sabda Inspirasi - Jadi manusia neriman (menerima apa adanya) dan syukur memang sulit, kebanyakan manusia adalah ngongso-ngongso atau ambisius dalam mengejar sesuatu yang tidak pasti. Berapa banyak orang jatuh kemudian tertimpa tangga hanya disebabkan karena mereka melakukan kejar-kejaran terhadap sesuatu yang semestinya tidak perlu dan kufur.
Misalnya saja waktu menjadi pengangguran bingung mencari pekerjaan, namun setelah mendapatkan gaji tetap malah tidak bersyukur, masih saja hatinya dikuasai sifat tomak dan serakah. Kemudian gaya hidupnya berubah total, mestinya andaikata beli mobil ya mobil biasa, tetapi karena gengsi akhirnya membeli mobil yang bagus dan rumahnya juga menyamai rumahnya pengusaha.
Akhirnya karena gajinya sudah habis, sedangkan kebutuhan operasional untuk memenuhi gaya hidupnya semakin tinggi, maka mulai ikut-ikutan judi togel, kemudian menjerumuskan dirinya ke rentenir, karena di bank konvensional sudah tidak bisa.
Baca: Tingkatkan Kapasitas Pendidik, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ajak Guru Berbenah Diri
Tiba saatnya anak masuk sekolah lanjutan dan yang lainnya mulai beranjak kuliah, kebetulan pasangan hidup serta anak-anaknya sudah mengikuti cara hidup orang tuanya maka keluarga itu semakin keropos dalam ekonomi. Semakin uzur tidak semakin aman dan nyaman, justru malah sering dag dig dug dengan keadaan hidupnya sendiri.
Untuk itu kita sebagai makhluq spiritual perlu kiranya selalu mendekat pada tokoh-tokoh agama untuk mengerem nafsu-nafsu kita agar tidak menguasai diri kita. Perlu diketahui tugas nafsu adalah menipu manusia agar jatuh di kemudian hari, caranya adalah melalui janji-janji manis yang menggiurkan, yang pada intinya adalah jebakan.
Teringat pujian-pujian di mushola-mushola desa dengan judul tombo ati iku limang perkoro, di urutan nomor tiga dalam pujian tersebut adalah kumpulono uwong kang sholeh. Tombo ati yang nomor tiga ini memang paling mudah, murah dan gampang, cukup kita srawung, ketemu, kumpul, silaturahim barangkali sesaat saja insya Allah hati menjadi sejuk, karena akan dapat pencerahan-pencerahan dari Al-Qur’an dan hadits atau mungkin cerita-cerita orang soleh yang menyejukkan. Menjadikan hati ini tenteram dan tidak ngongso-ngongso.
Baca: Tasawwuf Institute, Ruang Inspirasi Pembelajar Sufi dan Filsafat Melalui Diskusi Warung Kopi
Ketika rasa syukur sudah ada pada dada kita, Allah berjanji akan melipat gandakan segala nikmat yang telah di berikan, dan jika kufur atau tidak syukur maka Allah berjanji akan menyiksa dengan siksa yang amat pedih. Mestinya di usia pensiun sudah damai, malah justru dipenuhi derita hutang, badan tidak sehat, keluarga tidak barokah dan sebagainya. Untuk itu mumpung belum terlanjur perlu kita kembali kepada jalan Allah Subhanahu Wata’ala. Amin.
0 komentar:
Post a Comment