Diskusi Tassawuf Institute, Sabda Inspirasi |
Berawal dari perkumpulan mahasiswa di warung kopi ke warung kopi hingga terbentuknya sebuah komunitas pengembang literasi-diskusi. Istilah Tasawwuf Institute adalah pengejawantahan dari cendikiawan muslim agar para pemikir yang hadir dalam forum tersebut membentuk pribadi seorang sufi dan atau filsuf, berwawasan ilmiah dan amaliyah. Hal ini di dasari atas keresahan para kaum intelektual yang dengan sembrono mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa berasaskan kajian-keislaman yang mendalam. Maka atas kesadaran itu terbentuklah komunitas kaum pembelajar ini. Kajian ini berkembang hingga menarik perhatian para dosen yang ikut serta dalam forum ilmiah ini.
Baca: Tingkatkan Kapasitas Pendidik, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ajak Guru Berbenah Diri
Sebuah interpretasi dari filsafat islam abad 21 yang mengklasifikasikannya ke dalam 5 typologi salah satu diantaranya adalah kaum islam tradisionalis. Kaum ini terbentuk karena sebuah taqlid yang menjadi asas pemikiran (Asasun Nadzhoriyah) dalam menentukan segala sesuatu. Kaum tradisionalis memiliki kesamaan dengan kaum fundamental dalam peregang teguh pada Nash (Al-Qur’an dan Hadist) akan tetapi sebagai pelengkap penentuan hukum, maka kaum tradisionalis melibatkan ‘aqal (ijma’ dan qiyas) bahkan tidak jarang kaum ini selalu merujuk pada referensi ulama-ulama terdahulu yang menjadi pijakan.
Akan tetapi tipologi pemikiran ini sering mendapat hujatan dari kaum modernis dan reformis, karena model pemikiran yang dibangun oleh Islam tradisionalis terkesan menghambat kemajuan suatu bangsa karena keseragaman pemikiran yang mengikat pada suatu asas tertentu (taqlid). Senada dengan kaum postrad bahwa kaum tradisionalis selalu bersikap eksklusif, determinan dan selalu menafikan pola pemikiran terbaru.
Baca: Bijak Bermedia, PMII Ibnu Rusyd UNIKAMA Gelar "Jagongan" Jurnalistik
loading...
Dengan segala dinamika pemikiran filsafat di abad 21 ini tentunya perlu kedewasaan sikap bahwa kebenaran dalam sebuah ideologi merupakan hak setiap manusia. Jika kebenaran itu tunggal maka dunia ini akan terasa sepi tak berwarna. Dan keberagaman pemikiran menjadi Rahmat dimana setiap manusia tidak saling melaknat.
Sampai saat ini kajian ilmiah Tasawuf Institut masih terus berlanjut. Kajian ini rutin dilaksanakan tiap minggu sekali dengan pembahasan tema yang berbeda. Kegiatan terakhir dengan tema Anomaly Kaum Tradisionalis berlangsung di MPP Coffee Kota Malang, Sabtu (24/03/2018). Diskusi tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa dan beberapa dosen.
Penulis: Aditya M. Noor (Tasawwuf Institute)
Publisher: Chandra Djoego