Saturday, March 31, 2018

Tasawwuf Institute, Ruang Inspirasi Pembelajar Sufi dan Filsafat Melalui Diskusi Warung Kopi

Tasawwuf Institute, Ruang Inspirasi Pembelajar Sufi dan Filsafat Melalui Diskusi Warung Kopi

Diskusi Tassawuf Institute, Sabda Inspirasi

Sabda Inspirasi - Ditengah hiruk piruk ilmu pengetahuan yang semakin kompleks dan dinamis, manusia perlu asupan informasi untuk memperkaya khazanah keilmuannya sebagai upaya perwujudan insan ulul albab. Tasawwuf Institute merupakan forum kajian ilmiah yang memberikan kesempatan dalam mengembangkan pengetahuan secara mandiri, hangat, aktual dan responsif. 



Berawal dari perkumpulan mahasiswa di warung kopi ke warung kopi hingga terbentuknya sebuah komunitas pengembang literasi-diskusi. Istilah Tasawwuf Institute adalah pengejawantahan dari cendikiawan muslim agar para pemikir yang hadir dalam forum tersebut membentuk pribadi seorang sufi dan atau filsuf, berwawasan ilmiah dan amaliyah. Hal ini di dasari atas keresahan para kaum intelektual yang dengan sembrono mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa berasaskan kajian-keislaman yang mendalam. Maka atas kesadaran itu terbentuklah komunitas kaum pembelajar ini. Kajian ini berkembang hingga menarik perhatian para dosen yang ikut serta dalam forum ilmiah ini.

Baca: Tingkatkan Kapasitas Pendidik, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ajak Guru Berbenah Diri


Sebuah interpretasi dari filsafat islam abad 21 yang mengklasifikasikannya ke dalam 5 typologi salah satu diantaranya adalah kaum islam tradisionalis. Kaum ini terbentuk karena sebuah taqlid yang menjadi asas pemikiran (Asasun Nadzhoriyah) dalam menentukan segala sesuatu. Kaum tradisionalis memiliki kesamaan dengan kaum fundamental dalam peregang teguh pada Nash (Al-Qur’an dan Hadist) akan tetapi sebagai pelengkap penentuan hukum, maka kaum tradisionalis melibatkan ‘aqal (ijma’ dan qiyas) bahkan tidak jarang kaum ini selalu merujuk pada referensi ulama-ulama terdahulu yang menjadi pijakan. 

Akan tetapi tipologi pemikiran ini sering mendapat hujatan dari kaum modernis dan reformis, karena model pemikiran yang dibangun oleh Islam tradisionalis terkesan menghambat kemajuan suatu bangsa karena keseragaman pemikiran yang mengikat pada suatu asas tertentu (taqlid). Senada dengan kaum postrad bahwa kaum tradisionalis selalu bersikap eksklusif, determinan dan selalu menafikan pola pemikiran terbaru.

Baca: Bijak Bermedia, PMII Ibnu Rusyd UNIKAMA Gelar "Jagongan" Jurnalistik

loading...

Dengan segala dinamika pemikiran filsafat di abad 21 ini tentunya perlu kedewasaan sikap bahwa kebenaran dalam sebuah ideologi merupakan hak setiap manusia. Jika kebenaran itu tunggal maka dunia ini akan terasa sepi tak berwarna. Dan keberagaman pemikiran menjadi Rahmat dimana setiap manusia tidak saling melaknat.

Sampai saat ini kajian ilmiah Tasawuf Institut masih terus berlanjut. Kajian ini rutin dilaksanakan tiap minggu sekali dengan pembahasan tema yang berbeda. Kegiatan terakhir dengan tema Anomaly Kaum Tradisionalis berlangsung di MPP Coffee Kota Malang, Sabtu (24/03/2018). Diskusi tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa dan beberapa dosen.

Penulis: Aditya M. Noor (Tasawwuf Institute)
Publisher: Chandra Djoego

Thursday, March 29, 2018

Tingkatkan Kapasitas Pendidik, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ajak Guru Berbenah Diri

Kyai Abdullah SAM, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ajak Guru Berbenah Diri, Sabda Inspirasi

Kyai Abdullah SAM, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Ajak Guru Berbenah Diri, Sabda Inspirasi

Sabda Inspirasi - Dewan pengajar Pesantren Rakyat Al-Amin mengikuti peningkatan kapasitas guru yang digelar oleh pengurus yayasan. Kegiatan rutin ini berlangsung di Gedung PAUD Al-Amin, Kamis (29/03/2018).

Peningkatan kapasitas ini berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Pada kesempatan ini, seluruh dewan pengajar mulai dari TPQ, Madrasah Diniah, PAUD/TK dan SD yang berada dibawah naungan Yayasan Pesantren Rakyat Al-Amin mengikuti kegiatan dengan antusias.

Narasumber kegiatan adalah Kyai Abdullah SAM, Pembina Yayasan dan Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin. Ia menekankan kepada dewan guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri.

Baca: Resmi! Pesantren Rakyat Al-Amin Mengadakan Pelatihan Silat Pagar Nusa Rutin Tiap Akhir Pekan



Dalam penyampaiannya, Kyai Abdullah memberikan wawasan bagaimana menjadi seorang pendidik yang baik. Menurut alumnus UIN malang itu, seorang guru hendaknya mampu berkomunikasi dengan baik, utamanya kepada murid atau santrinya. 

Seorang pendidik itu harus menguasai komunikasi. "Paling tidak para guru menguasai tiga elemen mendasar komunikasi yakni bagaimana menjadi seorang komunikan, komunikator dan penyampai pesan yang baik", jelas Abdullah.

Selain itu, dengan mengutip sebuah hadits, man arofa nafsahu fakod arofa robbahu, Kyai Abdullah mengajak seluruh peserta untuk terus memperbaiki diri. Seorang guru yang jarang melihat kekurangannya sendiri maka mereka akan merasa sombong. "Selesaikanlah dirimu sendiri dulu", tegasnya kepada para guru.

"Guru adalah wakil Allah", imbuhnya.

Ketika menyampaikan ilmu kepada murid dan kemudian muridnya sulit menerima sesungguhnya bukan muridnya yang sulit tetapi diri kita sendiri. "Murid adalah cerminan dari guru itu sendiri", jelas Kyai Rakyat itu.

Dirinya mengumpamakan seorang guru seperti sebuah saluran. "Jika dalam sebuah saluran air ada kotoran maka saluran tersebut akan menjadi kotor juga", ungkapnya.

Baca: Bijak Bermedia, PMII Ibnu Rusyd UNIKAMA Gelar "Jagongan" Jurnalistik

loading...

Hal itu turut menjadi bahan refleksi para guru. Menurut salah satu guru, perbaikan mendasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dari diri sendiri. "Sebelum kita memberikan Ilmu kepada murid-murid, kita harus memperbaiki diri sendiri dulu", tutur Inayah.

Sedangkan Kepala PAUD Pesantren Rakyat Al-Amin, Firza mengatakan para guru harus ikhlas saat memberikan ilmu kepada anak-anaknya. "Perlu membiasakan hal-hal baik setiap harinya", katanya.

Diakhir sesi yang pertama, Kyai Abdullah mengingatkan para guru untuk tidak lupa berdoa saat mengajar. "Sisakan waktu untuk berdoa. Doa apa saja insyaallah dikabulkan", tutupnya.

Penulis: Chandra Djoego
Publisher: Chandra Djoego